- Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/09/16261636/Mengimplementasikan.Budaya.Kepemimpinan.di.Sekolah
Mengimplementasikan Budaya
Kepemimpinan di Sekolah
| Inggried
Dwi Wedhaswary | Kamis, 9 Februari 2012 | 16:26 WIB
JAKARTA,
KOMPAS.com – Sekolah
Dasar Standar Nasional (SDSN) 12 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yang menjadi
sekolah negeri pertama berbasis karakter kepemimpinan di Indonesia, menggelar
pelatihan Implementasi Budaya I. Pelatihan yang digelar beberapa hari lalu ini,
diikuti oleh para guru, komite sekolah, serta staf administrasi SDSN 12 Benhil.
Implementasi Budaya I merupakan bagian dari penerapan program The Leader in Me, setelah sebelumnya ada Vision Day dan pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators oleh Dunamis Foundation. Direktur Dunamis Foundation Andiral Purnomo mengatakan, The Leader in Me merupakan program membangun karakter anak didik sejak dini melalui pengembangan karakter kepemimpinan pendidikan dengan pembentukan budaya sekolah.
Proses implementasi diawali dengan pembentukan budaya kepemimpinan di sekolah yang meliputi tiga tahapan yaitu Vision Day, Pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators, dan Pelatihan Implementasi Budaya Level 1. Fase ke-2 dalam tahap implementasi adalah aplikasi penggunaan alat bantu untuk penerapan budaya kepemimpinan di sekolah dan ditunjang dengan pelatihan Implementasi Budaya Level 2. Sementara itu, fase ke-3 implementasi adalah memaksimalkan hasil dari penerapan budaya kepemimpinan.
“Tujuan dari pelatihan implementasi budaya level 1 adalah untuk mempersiapkan guru dan manajemen sekolah untuk mengimplementasikan budaya kepemimpinan di SDSN 12 Benhil,” tambah Andiral.
Pelatihan implementasi budaya level 1 The Leader in Me di SDSN 12 Benhil difasilitasi langsung oleh Andiral dan membahas mengenai enam pilar pendukung penerapan The Leader in Me yang menggunakan pendekatan menyeluruh termasuk dengan pemberian keteladanan (modeling), lingkungan sekolah yang mendukung (environment: lihat-dengar-rasa), materi ajar (curriculum), cara penyampaian (instruction), hingga system (systems), dan tradisi kepemimpinan (traditions) yang diselaraskan dengan visi dan misi sekolah bersangkutan.
Program The Leader in Me menggunakan pendekatan menyeluruh (whole-school approach). Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa, melainkan juga kepada guru, manajemen sekolah hingga orang tua murid untuk memiliki karakter kepemimpinan melalui prinsip universal 7 Habits. Program The Leader in Me sendiri diadopsi dari prinsip The 7 Habits of Highly Effective People karya DR. Stephen R. Covey yang telah disesuaikan penerapannya untuk lingkungan sekolah.
Para siswa SDSN 12 Benhil pun diharapkan dapat belajar bagaimana menerapkan The 7 Habits dalam kegiatan mereka sehari-hari, baik dalam pelajaran dan perilaku sehari-hari. Program diberikan kepada anak didik melalui transfer knowledge dari para pendidik, baik melalui materi ajar kurikulum, juga melalui teladan seluruh guru dan komponen sekolah, hingga praktek-praktek kepemimpinan di dalam dan luar kelas.
Implementasi Budaya I merupakan bagian dari penerapan program The Leader in Me, setelah sebelumnya ada Vision Day dan pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators oleh Dunamis Foundation. Direktur Dunamis Foundation Andiral Purnomo mengatakan, The Leader in Me merupakan program membangun karakter anak didik sejak dini melalui pengembangan karakter kepemimpinan pendidikan dengan pembentukan budaya sekolah.
Proses implementasi diawali dengan pembentukan budaya kepemimpinan di sekolah yang meliputi tiga tahapan yaitu Vision Day, Pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators, dan Pelatihan Implementasi Budaya Level 1. Fase ke-2 dalam tahap implementasi adalah aplikasi penggunaan alat bantu untuk penerapan budaya kepemimpinan di sekolah dan ditunjang dengan pelatihan Implementasi Budaya Level 2. Sementara itu, fase ke-3 implementasi adalah memaksimalkan hasil dari penerapan budaya kepemimpinan.
“Tujuan dari pelatihan implementasi budaya level 1 adalah untuk mempersiapkan guru dan manajemen sekolah untuk mengimplementasikan budaya kepemimpinan di SDSN 12 Benhil,” tambah Andiral.
Pelatihan implementasi budaya level 1 The Leader in Me di SDSN 12 Benhil difasilitasi langsung oleh Andiral dan membahas mengenai enam pilar pendukung penerapan The Leader in Me yang menggunakan pendekatan menyeluruh termasuk dengan pemberian keteladanan (modeling), lingkungan sekolah yang mendukung (environment: lihat-dengar-rasa), materi ajar (curriculum), cara penyampaian (instruction), hingga system (systems), dan tradisi kepemimpinan (traditions) yang diselaraskan dengan visi dan misi sekolah bersangkutan.
Program The Leader in Me menggunakan pendekatan menyeluruh (whole-school approach). Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa, melainkan juga kepada guru, manajemen sekolah hingga orang tua murid untuk memiliki karakter kepemimpinan melalui prinsip universal 7 Habits. Program The Leader in Me sendiri diadopsi dari prinsip The 7 Habits of Highly Effective People karya DR. Stephen R. Covey yang telah disesuaikan penerapannya untuk lingkungan sekolah.
Para siswa SDSN 12 Benhil pun diharapkan dapat belajar bagaimana menerapkan The 7 Habits dalam kegiatan mereka sehari-hari, baik dalam pelajaran dan perilaku sehari-hari. Program diberikan kepada anak didik melalui transfer knowledge dari para pendidik, baik melalui materi ajar kurikulum, juga melalui teladan seluruh guru dan komponen sekolah, hingga praktek-praktek kepemimpinan di dalam dan luar kelas.
- Tanggapan :
Pada
artikel tersebut berisi tentang bagiamana jiwa kepemimpinan itu dapat
dipelajari/dilatih, bukan hanya untuk peserta didik tapi juga untuk guru,
manajemen sekolah dan orang tua murid. Diharapkan setelah pelatihan
kepemimpinan itu siswa dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam pelajaran di sekolah maupun dalam tingkah laku mereka
sehari-hari.
Itu
semua dapat dikaitkan dengan pendidikan kecakapan hidup (life skills
education). Dimana life skill tersebut mengandung pengertian sebagai suatu
kepandaian, kemahiran, kesanggupan atau kemampuan yang ada pada diri seseorang
untuk menempuh perjalanan hidup atau untuk menjalani kehidupan, mulai dari
kanak-kanak sampai dengan akhir hayat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
dilakukannya pelatihan kepemimpinan untuk mewujudkan jiwa seorang pemimpin
kepada siswa SD, guru, manajemen sekolah
dan orang tua murid.
Seperti
yang kita ketahui bahwa pada dasarnya pendidikan kecakapan hidup adalah
pendidikan yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar
kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan
mampu, sanggup dan terampil menjalankan kehidupannya yaitu dapat menjaga
kelangsungan hidup dan perkembangannya. Sehingga apabila disangkutkan dengan
artikel ini, dapat dijelaskan bahwa pelatihan kepemimpinan yang dilakukan itu
merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan
secara benar kepada peserta didik agar dapat menjaga keberlangsungan hidup dan
perkembangannya serta jiwa kepemimpinan yang sudah dipelajari oleh peserta didik itu untuk menjadi bekal dalam
menjalani kehidupannya. Karena jiwa kepemimpinan itu merupakan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan yang
lebih baik dan dapat menjadi dasar dalam menjalankan hidup sebagai seorang
pemimpin, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Jiwa kepemimpinan
itu sangatlah penting dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar